"Bismi-llahi ar-rahmani ar-rahimi"
(Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang)
Nabi Ibrahim A.S. adalah anak Azar yang merupakan keturunan Sam
bin Nuh. Pada masa itu Raja Namrud yang bertahta dinegri Mausul
mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan agar setiap anak lelaki
yang lahir di negri Mausul dibunuh. Keadaan ini sama dengan Nabi Musa A.S. namun berkat rahmat Allah S.W.T. nabi Ibrahim A.S. lahir dengan
selamat.
Oleh orang tuanya nabi Ibrahim disembunyikan didalam gua, dan atas izin
Allah S.W.T. Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seorang pun yang
memeliharanya dan tidak seekor binatang buas pun yang mengganggunya.
Bila lapar dan haus, diisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.
Pada usianya yang semakin meningkat, Nabi Ibrahim A.S. mulai
bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang
terbuat dari batu dan tidak mampu berbuat apa-apa itu disembah dan
dipuja-puja oleh kaumnya.
Ketika berpikir tentang Tuhan, dan setelah ia yakin bahwa matahari dan bulan serta bintang tidaklah kekal maka ia berseru kepada kaumnya "Hai kaumku! sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan memperserikatkannya!"
Pada suatu hari, Raja Namrud beserta orang banyak pergi berburu. Nabi
Ibrahim A.S. memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan
semua berhala itu, kecuali satu yang tetap ditinggalkannya utuh, yaitu
berhala yang paling besar. Dileher berhala yang paling besar itu
dikalungkannya kampak yang barusan digunakan untuk menghancurkan
berhala-berhala yang lainnya.
Sepulangnya dari berburu dan Raja Namrud beserta pengiringnya mengetahui
bahwa berhala mereka telah hancur, maka marahlah mereka. Dan tidak
salah lagi, mereka menuduh Nabi Ibrahim A.S. lah yang telah
melakukannya, karena beliaulah yang gigih menentang penyembahan berhala
itu. Nabi Ibrahim A.S. ditangkap dan dihadapkan kepada raja Namrud.
Sang Raja bertanya "Hai Ibrahim! kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?"
Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab "Bukan aku yang
menghancurkannya, tetapi berhala yang paling besar itu. Buktinya kampak
penghancur berhala itu masih tergantung dilehernya!"
Sang Raja berkata "Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau katakan!?"
Nabi Ibrahim menjawab "Nach kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak mampu berbuat apa-apa itu?"
Hal ini membuat raja Namrud semakin murka dan memerintahkan agar Nabi
Ibrahim A.S. dijatuhi hukuman mati dengan dibakar. Akan tetapi Allah S.W.T. kembali memperlihatkan kekuasaanya, dan Allah S.W.T. berfirman
kepada api "Hai Api! hendaklah menjadi dingin dan selamatkanlah Ibrahim!" (s. Al-Anbiya ayat 69) Setelah api padam, keluarlah Nabi Ibrahim A.S. tanpa mengalami cedera sedikitpun.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya, Nabi Ibrahim A.S. berusaha
menyadarkan bapaknya agar tidak lagi menyembah berhala, jangan
memperturutkan jalan setan agar terlepas dari siksaan Allah S.W.T. Namun
bapak Nabi Ibrahim A.S. menjawab "Adakah engkau membenci
tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? Ingatlah, jika tidak kau hentikan
hinaan-hinaanmu terhadap tuhan-tuhanku, niscaya aku akan menyiksamu, dan
enyahlah engkau buat selama-lamanya!" (s. Maryam ayat 46)
Karena tetap ingkar kepada Allah S.W.T. maka Allah menghukum raja Namrud
beserta pengikut-pengikutnya dengan nyamuk-nyamuk yang sangat luar
biasa banyaknya. Nyamuk-nyamuk itu memasuki dan menggigit tubuh raja
Namrud dan pengikutnya, memasuki lubang telinga, hidung, dan lain-lain.
Raja Namrud sendiripun mati dengan cara siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim A.S. memiliki isteri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti
Sarah. Dari Siti Hajar Nabi Ibrahim A.S. memiliki anak yang bernama
Ismail, sedangkan dari Siti Sarah Nabi Ibrahim A.S. memiliki anak
bernama Ishak. Siti Sarah baru melahirkan anaknya setelah usianya
lanjut.
0 komentar:
Post a Comment